Selasa, 23 Agustus 2011

TIPS BUDIDAYA ANGGREK

Agar Anggrek Tumbuh dengan Baik (Phalaenopsis amabilis)

Untuk persyaratan tumbuh anggrek  Phalaenopsis amabilis agar dapat tumbuh dengan subur dan berbunga indah yakni pada lokasi tempat tumbuh harus memiliki suhu dan intensitas cahaya yang sesuai. Agar dapat membentuk tangkai bunga (spike), maka  Phalaenopsis membutuhkan temperatur udara yang konstan yakni di bawah 28 derajat celcius. Suhu yang mencapai 32 derajat celcius meskipun hanya terjadi dalam waktu yang singkat, maka akan dapat menghambat pembentukan tangkai bunga. Dengan kata lain, pembungaan pada Phalaenopsis dapat dihambat dengan cara mempertahankan temperatur udara di atas 28 derajat celcius atau dengan cara meningkatkan persentase naungan menjadi 50% (cahaya sedang). Agar pada satu tangkai dapat muncul banyak bunga, sejak panjang tangkai bunga 5 cm (2 inci), maka temperatur diusahakan berada antara 18-25 derajat celcius. Selain hal itu, jangan lupa juga untuk memberikan pupuk secara teratur (Sri dan Maloedyn, 2007).
Pada dasarnya ada beberapa kondisi optimal yang menyebabkan tanaman anggrek tumbuh dengan baik. Kondisi tersebut berkaitan dengan cahaya matahari, suhu, angin, dan air.

1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangatlah penting bagi anggrek, karena merupakan sumber energi yang bermanfaat dalam proses fotosintesis. Fotosintesis sendiri akan menghasilkan energi yang berguna bagi kehidupan anggrek. Dilihat dari kebutuhan anggrek terhadap cahaya ini secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok, yakni anggrek yang tumbuh baik di daerah yang terkena  cahaya matahari langsung atau memerlukan sekitar 100% cahaya matahari, anggrek yang setengah ternaungi atau memerlukan 40-50% cahaya matahari, dan anggrek yang tumbuh baik di daerah yang ternaungi (teduh) atau hanya memerlukan cahaya matahari kurang dari 25%. Tanaman anggrek yang memerlukan intensitas cahaya matahari penuh di antaranya adalah  Arachnis, Renanthera, Vanda. Anggrek yang memerlukan cahaya 40-50% yakni  Cymbidium, Oncidium, Vanda, Dendrobium, dan  Cattleya. Sementara itu, anggrek yang memerlukan cahaya redup antara lain Paphiopedilum dan Phalaenopsis.
2. Ketinggian Tempat
Pada umumnya tanaman anggrek tumbuh di daerah tropis. Meskipun demikian, ketinggian tempat ikut menentukan pertumbuhannya. Berdasarkan ketinggian tempatnya, anggrek dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut : 1. Anggrek yang tumbuh baik  di dataran tinggi dengan ketinggian 1.001 m dpl (dari permukaan laut) dengan suhu pada siang hari  C dan pada malam hari  C. Anggrek yang tumbuh baik di dataran tinggi adalah Cymbidium, Miltonia, dan Paphiopedilum. 2. Anggrek yang tumbuh baik di dataran sedang dengan ketinggian 501-1.000 m dpl dengan suhu pada siang hari  C dan pada malam hari  C. Contoh anggrek ini yaitu Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, dan Oncidium. 3. Anggrek yang tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian sampai 500 m dpl dengan suhu pada siang hari  C dan malam hari  C. Anggrek jenis ini antara lain Arachnis, Renanthera, dan Vanda.
 
3.  Sirkulasi Udara
Anggrek  Phalaenopsis amabilis memerlukan sirkulasi udara yang baik, yakni udara yang berhembus lembut secara terus menerus sepanjang kehidupan anggrek. Sirkulasi atau aliran udara yang terus-menerus ini berguna untuk pergantian udara di permukaan daun dan akar. Sirkulasi udara yang terlalu kencang dapat menyebabkan anggrek mengalami dehidrasi karena air di permukaan daun dan akar mudah terbawa hembusan angin. Sebaliknya jika udara tidak berhembus, maka proses respirasi dan fotosintesis tidak akan berjalan dengan baik. Hasil fotosintesis berupa oksigen jika tidak tertiup hembusan angin maka akan tertumpuk di permukaan daun dan terserap kembali oleh daun, sehingga proses fotosintesis akan terganggu dan tanaman menjadi tidak sehat.  Pada malam hari, saat anggrek menyerap   dan mengeluarkan   akan terjadi proses yang sama, jika   yang dikeluarkan tidak tertiup oleh angin, maka akan tertumpuk di permukaan daun dan akar, sehingga akan terserap kembali oleh tanaman dan tanaman menjadi tidak sehat. Ketidakadaan hembusan udara juga dapat membuat anggrek mudah terserang berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Hembusan angin pada siang hari dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga memudahkan dalam proses pembuatan cadangan makanan dan pembentukan unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan agar dapat berjalan dengan optimal. Tapi udara yang terlalu kencang juga dapat menyebabkan kuncup bunga mudah rontok.
4. Kelembaban Udara
Kelembaban udara paling baik untuk tanaman anggrek yakni tidak kurang dari 70 %. Pada kelembaban udara sekitar 50 %, anggrek dapat tumbuh dengan cukup baik, tetapi tidak sebaik pada kelembaban 70 %. Kelembaban tinggi bukan berarti anggrek akan tumbuh dengan baik jika akarnya terendam air. Pada kondisi seperti ini anggrek akan mudah terserang penyakit busuk daun dan busuk tunas. Di alam, saat terjadi hujan deras maka tanaman akan menjadi basah, tetapi dua jam kemudian kering kembali. Hal ini mengindikasikan bahwa anggrek tidak menyukai keadaan becek dan banyak air. Jika pada kondisi kering, maka kebutuhan tanaman anggrek terhadap air akan sulit terpenuhi dan juga rentan pada serangan penyakit dan dehidrasi.
5. Fotoperioditas
Fotoperioditas adalah lamanya pencahayaan matahari terhadap tanaman anggrek. Pembungaan pada anggrek salah satunya dipengaruhi oleh hal ini. Lama atau  sebentarnya pencahayaan terhadap tanaman anggrek akan berpengaruh pasa sintesis hormon florigen (hormon tumbuh yang memacu pembentukan bakal bunga). Saat periode gelap lebih lama disbanding terang, maka sintesis hormon florigen lebih banyak dan bakal bunga akan tumbuh lebih cepat. Indonesia termasuk daerah tropis dengan periode gelap dan terang sepanjang tahun yang relatif berimbang. Karenanya, tanaman anggrek yang cocok tumbuh di Indonesia antara lain Dendrobium, Phalaenopsis, dan Anggrek asli Indonesia lainnya (Ayub, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar