Senin, 12 September 2011

BELUT


BELUT (Synbranchus)


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, warohmatullohi wabarokatuh.
Bismilllahirrohmanirrohim,
Alhamdulillah dengan izin alloh swt akhirnya buku panduan budidaya belut ini dapat diselesaikan.
Semoga buku ini dapat memberikan  manfaat yang besar dalam dunia perikanan khususnya budidaya belut.
Buku ini di tulis dan disusun berdasarkan pengalaman, analisa dan percobaan – percobaan yang sudah penulis lakukan. Dan penulis akan menyampaikan hal-hal apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam budidaya belut ini.
Budidaya belut bisa dibilang mempunyai resiko kegagalan paling tinggi, karena selain teknologinya yang belum tuntas juga sarana pendukungnya sangat sulit. Seperti media dan pakan adalah dua hal yang sangat krusial dalam budidaya belut.
Dalam buku ini penulis akan berbagi tentang hal-hal tersebut menurut pengalaman yang sudah diaplikasikan.
Benih belut..?? ini pula menjadi salah satu factor yang sangat penting untuk di perhatikan, kebanyakan benih belut didapat dari hasil tangkapan alam, usahakan apabila benih dari tangkapan alam bukan didapat dengan menggunakan setrum, karena belut dari hasil setruman tidak akan tumbuh normal bahkan tidak akan berkembang secara wajar dan akhirnya ini akan sangat  merugikan peternak belut karena hasilnya tidak akan sesuai harapan.
Dengan adanya buku ini penulis berharap  semoga para peternak belut selektif tidak cepat terpengaruh dan terperdaya dengan segala iming-iming yang menjanjikan keuntungan besar dalam budidaya belut, tetapi harus benar-benar dipelajari secara matang dan mendalam sebelum memilih untuk budidaya belut.
Akhirnya harapan penulis semoga budidaya belut diindonesia ini dapat dapat berkembang maju dalam segi keilmuan dan teknologi guna membuka peluang usaha yang menguntungkan bagi peternak belut nusantara.
Dalam buku ini masih sangat banyak sekali kekurangannya.
Mohon dengan sangat kritik dan saran dari para pebaca untuk kemajuan budidaya belut diindonesia, semoga kita dapat bahu mebahu bersama-sama dalam mengembangkan ilmu dan teknologi dalam budidaya belut ini.
Harapan lain semoga pemerintah kita dapat mefasilitasi dalam teknologi, produksi dan pemasaran sekaligus untuk memajukan perbelutan diindonesia. amiin
Wassalamu’alaikum, warohmatullohi wabarokaatuh.
Jakarta, Oktober 2009
Penulis
Cahya Mulyadi
SEKILAS BUDIDAYA BELUT
Budidaya belut di indonesia bergaung mulai tahun 1997 ketika krisis moneter melanda negeri ini, masyarakat kita mulai banyak yang tertarik dengan budidaya belut karena beranggapan bahwa bisnis budidaya belut ini sangat menguntungkan, pada perkembangannya banyaklah bermunculan peternak belut yang lahir dari seminar dan pelatihan yang diadakan.
Tetapi kebanyakan para peternak belut banyak sekali yang gagal. Dari masalah media, pakan, benih dan bahkan informasi cara-cara budidaya yang didapatnya itu menjadi factor utama kegagalan tersebut.
Hingga saat ini pemain belut yang sukses masih bisa dihitung dengan jari mereka yang masih tetap eksis bertahan adalah sebagai petani pemijahan belut, supplier belut, pengepul dan pengrajin belut olahan.
Untuk petani pembesaran jarang sekali mereka yang bisa bertahan lama, biasanya karena disebabkan factor kegagalan hingga menyerah tidak mau melangkah lagi dalam bisnis budidaya belut.
Budidaya belut memang fenomenal seiring perkembangan informasi dan teknologi masyarakat sudah mulai kritis dan dewasa menyikapi penomena ini. Banyak peternak belut yang merugi biasanya mereka memulai budidaya belut dengan pembesaran, padahal secara analisa usaha pembesaran kurang menguntungkan dari segi bisnis.
Kecuali pembesaran yang bisa berhasil dengan peningkatan angka minimal diatas 2 x lipat selama jenjang waktu 4 bulan.
Ini terjadi karena kost pakan terlalu besar nilainya sehingga tidak bisa menutupi penjualan hasil panen.
Untuk menutupinya maka diwajibkan untuk ternak pakan.
Ternak pakan yang paling mudah adalah cacing ini menjadi salah satu pilihan budidaya belut yang disarankan, dengan system integrasi ini mempunyai keuntungan ganda Selain menutupi kost pengeluran pakan buat budidaya belut yang terlalu mahal dapat menjadi sumber penghasilan sampingan juga dengan menjual pakannya itu.
URUTAN PERSIAPAN BUDIDAYA BELUT

A. PERSIAPAN PAKAN BELUT

Dalam budidaya belut pakan mempunyai urutan pertama dalam persiapan, karena untuk mendapatkan pakan belut tak semudah seperti layaknya budidaya ikan mas atau lele karena pakannya dapat dibeli di toko-toko. Untuk itu persiapan pakan belut menjadi kewajiban utama Sebelum persiapan yang lainnya.

  1. 1. Persiapan pakan belut
Sebelum mengawali ternak belut kita harus mempersiapkan pakan belutnya terlebih dahulu, karena kebutuhan pakan dalam budidaya belut cukup besar.
Biasanya kebutuhan pakan belut berbanding lurus dengan hasil panen yang akan dihasilkan.

Perbandingannya adalah 1 kg bibit belut ukuran 100 ekor pakan yang dibutuhkan selama jenjang waktu 4 bulan adalah 6 kg , itu artinyasetiap bulan kebutuhan pakan belut adalah 1,5 kg atau setiap hari nya kebutuhan pakan sebanyak 0,05 kg  setiap hari untuk 1kg belut.
Pakan belut bisa didapatkan dengan mencari di tempat sekitar atau dengan cara ternak sendiri.
Apabila mencari di tempat sekitar maka carilah yang termudah dan termurah biasanya disetiap daerah akan sangat berbeda.
Tetapi jalan terbaik adalah dengan memilih cara membudidayakan pula pakannya, sehingga diharapkan pasokan pakan akan selalu cukup dan aman.
Disini penulis sengaja tidak akan membahas bagaimana cara-cara untuk mebudidayakan pakan seperti cacing, kodok, bekicot ataupun belatung dikarenakan keterbatasan ruang.
Pembaca bisa mencari referensi dan informasi yang lengkap dibuku-buku agrobisnis ataupun diinternet.
  1. 2. Macam-macam pakan belut
Dibawah ini adalah nama-nama pakan belut diantaranya adalah, cacing, kodok, yuyu, bekicot, ikan-ikan kecil, belalang, belatung dan lain-lain. Bangkai juga bisa menjadi pakan belut dengan syarat tidak dijadikan pakan utama setiap hari, karena selain menimbulkan bau yang kurang enak dapat menggangu juga perkembangan belut itu sendiri,  Bangkai akan dimakan oleh belut setelah lama tersimpan didalam Lumpur biasanya minimal setelah 1 minggu makanya jangan heran kalo pakan utamanya bangkai maka perkembangan belut akan lamban. Kalaupun bangkai yang menjadi pilihan variasi pakan buat belut gunakan bangkai ayam yang sudah di kubur sebelumnya selama 3 hari, kemudian masukan kedalam Lumpur media belut. usahakan dibersihkan dahulu bulu-bulunya.
Contoh salah satu cara Pemberian pakan
Apabila pakan yang akan diberikan adalah Cacing maka brikan lah pada kolam yang tepat pada gundukan media yang dibuat sebelumnya ini untuk memungkinkan cacing berkembang biak.

Kemudian apabila pemberian pakan dengan keong mas / bekicot bisa dilakukan proses sebagai berikut :
1. Sebelumnya rebus dulu keong mas agar matang, ini berfungsi untuk memudahkan mengeluarkan daging dari cangkangnya.

2.  Kemudian cincang kecil-keci untuk memudahkan dimakan oleh benih belut yang masih kecil.

3. Buat jamu penambah nafsu makan untuk belut, bisa menggunakan parutan temu lawak dan kunyit, bila perlu berikan 3 hari sekali atau seminggu sekali.

4. Campurkan parutan temulawak dan kunyit pada pakan keong mas atau bekicot yang sudah di cincang kecil-kecil

B. PERSIAPAN KOLAM
Setelah persiapan pakan baru kemudian kita mempersiapakan kolam untuk budidaya belut.
Sebelumnya tentukan dahulu lokasi untuk pembuatan kolam, pilihlah lokasi kolam yang teduh tidak terik terkena sinar matahari langsung. Dan usahakan mudah dalam sistem pengairan.

  1. 1. Macam-macam kolam belut
Secara struktur kolam belut dapat dibedakan menjadi dua macam:
  1. a. Kolam permanen
Kolam permanen biasanya terbuat dari semen atau tembok, anda bisa memanfaatkan kolam bekas budidaya ikan yang tidak produktif.
Kolam ini mempunyai keuntungan tahan lama dan kuat serta suhu air biasanya stabil menggunakan kolam ini.
Sebelum anda investasi awal di kolam permanen ada baiknya menghitung dahulu untung ruginya serta harus benar-benar mempersiapkan keilmuan Sumber Daya Manusianya secara matang agar pilihan budidaya belut ini berhasil dengan baik. Apa lagi apabila berniat terjun besar-besaran secara total di bisnis ini.
  1. b. Kolam semi permanen
Apabila anda berencana untuk mencoba – coba dulu untuk budidaya belut ini, kolam semi permanen bisa menjadi pilihan, biasanya kolam semi permanen ini dapat  menggunakan
  • kolam plastik,
  • kolam terpal,
  • kolam jaring,
  • kolam drum / kolam tong
  • kolam fiber dan lain-lain.
Kolam ini selain murah juga cukup efisien digunakan di halaman yang tidak terlalu luas walaupun mempunyai resiko sangat rentan dengan kebocoran tetapi dengan perlakuan hati-hati kolam ini bisa awet dan tahan lama.


  1. 2. Jenis-jenis kolam belut
Menurut jenisnya kolam budidaya belut terbagi atas 3 (tiga) bagian diantaranya adalah :
  1. 1. Kolam untuk pemijahan/pendederan

Ukuran kolam pemijahan bisa disesuaikan menurut pilihan,
  • Apabila anda memilih untuk memijahkan belut sepasang, bisa menggunakan kolam ukuran (P)1m x (L)1m x(T) 0,8 m dengan jumlah belut indukan 3 (tiga) ekor, yaitu 1(satu) ekor pejantan dan 2(dua) ekor betina.
  • Tetapi apabila pilihannya pemijahan secara masal bisa menggunakan kolam sesuai ukuran belut indukan yang akan ditebar, idealnya kolam pemijahan 1 : 1 sama dengan kolam untuk pembesaran, yaitu 1 (satu) m luas kolam bisa diisi dengan belut indukan 1 (satu) pasang. Dalam kolam pemijahan masal, 1 (satu) pasang belut indukan bisa ditambahkan belut betinanya menjadi 3-4 ekor. Ini dilakukan agar dapat mempercepat proses perkawinan dan supaya bisa memperbanyak telur yang akan dihasilkan nantinya.

  1. 2. Kolam untuk pembesaran

Kolam pembesaran terbagi menjadi 2 (dua) tahapan,
  • pada tahap pertama kolam pembesaran dimaksudkan untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm, lama pemeliharaan 3 bulan hingga menghasilkan belut ukuran 15 – 20 cm.
  • tahap berikutnya kolam pembesaran untuk belut ukuran 15 – 20 cm pemeliharaan selama 3 bulan untuk menghasilkan belut ukuran 30 – 40 cm.
untuk 1 (satu) tahap sekaligus pemeliharaan bisa dilakukan langsung dari belut ukuran 5-8 cm sampai menghasilkan belut ukuran 30 – 40 cm selama jenjang waktu 6 (enam) bulan, yang masa panennya di lakukan 2 bulan sekali untuk mensortir ukuran belut yang kecil dan besar hal ini dilakukan untuk mengurangi kanibalisme..
Bagi pemula yang ingin mencoba dalam pembesaran belut dapat memulai pemeliharaan dari belut ukuran 15-20 cm sampai menghasilkan belut ukuran 40-60 cm dalam jenjang waktu 4 bulan (disarankan panen dilakukan 2 kali selama 2 bulan).
  1. 3. Kolam untuk penampungan dan karantina
Kolam penampungan berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan belut hasil panen dan dapat digunakan pula sebagai tempat karantina belut sebelum ditebar kekolam. Karantina belut mempunyai manfaat yang penting selain untuk menghindari penularan bibit penyakit juga untuk mengurangi kematian di kolam pemeliharaan, sehingga diharapkan belut yang ditanam di kolam pembesaran adalah belut yang benar-benar sehat dan lincah setelah diadakan seleksi di kolam karantina.
Karantina cukup dilakukan maksimal selama sehari semalam dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sirkulasi, walaupun pada dasarnya belut dapat bertahan lama di air bersih.
Selama karantina belut tetap harus di berikan pakan, ini agar belut yang lincah tidak menjadi lemes dan yang lemas tidak menjadi mati.
Kapasitas daya tampung kolam yang ideal adalah 1:1 yaitu 1 (satu) m kolam belut  diisi dengan 1 (satu) kg belut, atau dengan rincian sebagai berikut:
  • untuk belut ukuran 1 – 5cm mempunyai daya tampung 500 ekor/m.
  • Untuk belut ukuran 5-10cm mempunyai daya tampung 250 ekor/m.
  • Untuk ukuran belut 15-20cm mempunyai daya tampung 50 ekor/m.
dari jumlah belut per ekor diatas diasumsikan mempunyai berat 1 kg sesuai ukuran panjangnya masing-masing.




C. PERSIAPAN MEDIA BELUT

Di habitat aslinya media hanya berfungsi sebagai tempat tidur saja, tetapi memiliki peranan yang sangat penting untuk kelangsungkan hidup belut selanjutnya. Jadi usahakan media harus benar-benar nyaman dan di buat sealami mungkin.
Hindari penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya untuk media belut, seperti penggunaan pestisida.
  1. 1. Bahan-bahan media belut untuk pembesaran
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain :
v     Tanah sawah / Lumpur.

Sebagai media utama yang harus disiapkan, berfungsi sebagai penahan suhu agar belut tidak terkena panas akibat terik sinar matahari langsung.
Ketebalan media Lumpur sebaiknya tidak kurang dari 20 cm setelah dilakukan permentasi atau sekitar 50% dari tinggi kolam. Karena biasanya media awal yang kita masukan pasti akan mengalami susut hampir setengahnya dari ketinggian awal setelah dilakukan permentasi.
v     Jerami, harus dipermentasikan (pembusukan) dahulu diluar kolam sebelum dimasukan sebagai media tanam
v     Gedebong pisang / kompos, harus dipermentasikan (pembusukan) dahulu diluar kolam sebelum djadikan sebagai media tanam.

Pembusukan atau permentasi dapat menggunakan bantuan EM4 atau SO Kontan LQ untuk mempercepat prosesnya.

caranya adalah sebagai berikut :
ü      masukan bahan media jerami dan gedebong pisang tadi kedalam kantong plastik,
ü      kemudian berikan larutan bahan EM4 atau SO Kontan LQ secukupnya sesuai dosis dan petunjuk pemakainnya,
ü      selanjutnya tutup rapat kantong plastik tersebut dan diamkan selama 7 (tujuh) hari, hingga bahan media tadi menjadi busuk dan terurai.
Setelah bahan jerami dan gedebong pisang busuk kemudian masukan kedalam kolam yang sudah diisi dengan Lumpur atau tanah sawah, kemudian alirkan air secara merata dan penuh sehingga semua media terendam semuanya. Diamkan selama 7 hari baru setelah 7 (tujuh) hari kemudian air dibuang seluruhnya kemudian setelah itu isi kembali air hingga merata dengan permukaan media.
Untuk kelebihan air usahakan tidak lebih dari 3 cm kalo bisa dipertahankan tidak lebih dari 3 cm. Selanjutnya media bisa ditanami eceng gondok secukupnya, usahakan jangan terlalu penuh apalagi menutupi permukaan media seluruhnya, hal ini untuk menjaga air tidak cepat kering.
Cara ini selain efektif berhasil ternyata sebagai solusi bagi yang tidak memiliki air untuk sirkulasi. Hingga nantinya sirkulasi air dapat dilakukan selama 3 hari sekali.
  1. 2. Tahapan dalam membuat media belut untuk pemijahan
  • Siapkan media tanah atau Lumpur setebal 80% dari tinggi kolam.
  • Masukan media kompos sebanyak 20% dari tinggi media yang telah dibuat sebelumnya kedalam kolam, campur dengan Lumpur dan aduk hingga merata.
  • Masukan air secara perlahan dan buat media menjadi becek kemudian diamkan selama 7 (tujuh) hari.
  • Setelah media cukup matang dan sudah terlihat jentik-jentik , jasad renik, plankton dan kutu air tumbuh tambahkan air kedalam kolam pertahankan ketinggian air usahakan tidak lebih dari 3 cm dari permukaan media.
  • Selanjutnya media sudah siap di tebar belut untuk pemijahan.
  • Penebaran belut dilakukan pada pagi hari atau sore hari ketika matahari tidak terlalu terik dan panas untuk menjaga belut agar tidak stress.
D. PEMILIHAN BELUT UNTUK BUDIDAYA

Salah satu factor keberhasilan budidaya belut juga adalah dalam pemilihan bibit belut yang berkualitas dan unggul. Umumnya bibit belut didapat dari hasil tangkapan alam dan hasil budidaya.
apabila akan menggunakan bibit belut dari hasil tangkapan usahakan dari hasil yang di bubu jangan hasil setruman.
Lebih baik lagi dari hasil budidaya karena selain ukurannya yang rata, hasil dari budidaya sudah bisa beradaptasi dengan media buatan sehingga tidak sulit lagi untuk dibudidayakan.

  1. 1. Cara-cara pemilihan bibit belut untuk kolam pembesaran
  • Usahakan bibit belut ukurannya rata, agar tidak terlalu tinggi resiko kanibalismenya. Sortir terlebih dahulu sesuai ukuran yang ada.
  • Perhatikan fisik belut, pilih yang mulus, sehat, lincah dan agresif.
  • Apabila sudah mengalami perjalanan yang jauh sebaiknya bibit belut dikarantina dahulu.
  • Masukan bibit belut secara perlahan dan hati-hati agar belut tidak luka dan stress.
  • Tidak disarankan membolak balik kan dan mengaduk-aduk media tanam setelah belut ditebar kekolam, ini akan mengakibatkan belut stress dan harus adaptasi kembali dengan media karena lubang yang sudah dibuat menjadi rusak.
  1. 3. Cara – cara pemilihan belut untuk kolam pemijahan

  • Usahakan belut indukan didapat dari hasil budidaya atau dari tangkapan yang bukan hasil setruman.
  • Fisik belut mulus, sehat, lincah dan agresif.
  • Pastikan belut indukan sepasang (ada jantan dan betina)
Cara mebedakan belut jantan dan betina
Belut jantan,
mempunyai ciri-ciri sbb :
  • panjang sekitar 35-40cm
  • warna permukaan kulit biasanya gelap/ abu-abu.
  • Bentuk kepala bulat dan tumpul
  • Usia biasanya diatas 9 bulan
Belut Betina
mempunyai ciri-ciri sbb :
  • Panjang sekitar dibawah 30cm
  • Warna permukaan kulit lebih cerah
  • Warna kulit perut kekuningan
  • Bentuk kepala lebih panjang dan runcing
  • Umur dibawah 9 bulan
  • Pilih yang sudah siap kawin dan matang untuk dibuahi.












MEMILIH PEMIJAHAN DALAM BUDIDAYA BELUT


Banyak peternak belut yang merugi akibat kegagalan, biasanya mereka memulai budidaya belut dengan pembesaran, padahal secara analisa usaha pembesaran kurang menguntungkan dari segi bisnis.
Kecuali pembesaran yang bisa berhasil dengan peningkatan angka minimal diatas 2 x lipat selama jenjang waktu 4 bulan.
Ini terjadi karena kost pakan terlalu besar nilainya sehingga tidak bisa menutupi penjualan hasil panen.
Untuk menutupinya maka diwajibkan untuk ternak pakan.









Belajar dari pengalaman dan kegagalan ini, penulis merekomendasikan untuk memulai bisnis budidaya belut ini dari tahap pemijahan dalam skala kecil dulu.
Memulai usaha pemijahan belut memiliki tantangan tersendiri, karena dituntut untuk memahami sifat dan karakter belut.
Dalam pemijahan bibit belut cukup sekali didapat hanya untuk indukan saja, selanjutnya jika berhasil anda tinggal mengembangkannya.
Keuntungan lain, kebutuhan pakan tidak terlalu besar karena jumlah belut tidak sebanyak untuk pembesaran dan tidak memakan tempat yang luas seperti halnya untuk pembesaran.
PEMIJAHAN DAN PENDEDERAN
Proses pemijahan belut pada umumnya berlangsung pada malam hari ketika waktu kawin tiba biasanya belut jantan membuat lubang perkawinan berbentuk hurup U.
Didalam lubang tersebut belut jantan akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara berbentuk busa untuk menarik perhatian belut betina. Setelah masa perkawinan belut betina mengeluarkan telur-telurnya disekitar lubang yang mangapung dipinggiran kolam diatas permukaan air.
Telur yang sudah dibuahi lalu dimasukan ke mulut belut jantan untuk diamankan kedalam lubang dan dierami. Setelah mengeluarkan telur biasanya belut betina diusir dari lubang sebaiknya belut betina diambil.
Setelah 2-3 minggu telur akan menetas dan akan dijaga terus oleh pejantan didalam mulutnya hingga anak belut usia sampai 10 hari.
Setelah usia 10 hari anak belut sudah harus dipisahkan ke kolam pendederan. Anak belut ini sudah bisa mencari pakannya sendiri dengan memakan jasad renik, plankton dan kutu air yang berada di kolam, usahakan pada kolam pendederan ini kandungan probiotiknya harus cukup tinggi agar pakan belut buat anakannya dapat tercukupi.
Selama 2 (dua) bulan anak belut itu harus sudah diberi pakan yaitu cacing, ikan-ikan kecil dan anak-anak kodok agar perkembangannya bisa maksimal.
Tekhnik Pemisahan Anak belut dengan indukan
Pada prinsipnya teknik pemijahan itu terletak pada teknik memisahkan anak dan indukannya, karena pada proses perkawinan belut kita tidak mengatahuinya secara pasti, biarkan secara alami saja.
Pemisahan anak belut dilakukan setelah 10 hari masa perkawinannya atau ketika terlihat ada anakan didalam lubang belut indukannya, biasanya akan terlihat apabila media tanam tidak menggunakan eceng gondok. Untuk itu pada media pemijahan eceng gondok, jerami dan gedebong pisang tidak wajib digunakan.
Media yang mudah bisa menggunakan tanah Lumpur sawah 100%  atau tanah Lumpur 80% dan kompos 20%
Ada berbagai tekhnik dan cara memisahkan anakan belut didalam kolam pemijahan :
  1. dengan cara dipancing pada malam hari ketika belut sedang mencari pakan, yaitu dengan menggunakan pipa atau bambu yang dimasukan kedalam media tanam belut, berdekatan dengan lubang belut pejantannya sebelum pipa dimasukan sebaiknya terlebih dahulu sudah diberikan pakan berupa cacing sebagai pancingan. ujung sebelah pipa harus ditutup menggunakan kain atau plastik. teknik ini dapat digunakan pada kolam pemijahan dengan kolam ukuran 1m x 1m yang ditanam hanya dengan sepasang indukan saja.

Keuntungan menggunakan cara ini anakan belut dapat terangkat semuanya, tetapi harus sabar menunggu dan terus mencobanya, karena cara ini tidak akan langsung dapat berhasil terlebih lagi apabila tidak mengatahui sama sekali lubang-lubang belut indukannya, usahakan memsang pipa dengan beberapa buah untuk mempercepat keberhasilannya.
  1. Dengan memasang jaring ketika awal pembuatan media pemijahan, sebelum media tanam dimasukan jaring terlebih dahulu dipasang. Tekhnik memisahkan indukan dan anakannya dengan cara mengangkat jaring tersebut ketika setelah 10 hari masa perkawinan selesai dilakukan atau ketika belut anakan sudah terlihat di lubang-lubang belut indukan, pengangkatan jaring ini dilakukan malam hari ketika belut indukan sedang mencari pakan.
Keuntungan cara ini lebih praktis karena mengangkat belut indukannya saja sedangkan belut anakannya tetap tersimpan pada media pemijahan, tetapi apabila belut anakan masih diamankan pada mulut belut pejantannya, maka anakannya akan terbawa.
Teknik ini bisa digunakan pada kolam belut ukuran 1 (satu) pasang.
  1. mendesain kolam dengan membuat saringan kecil diatas pipa kelebihan air, pipa ini harus ditutup ketika akan digunakan untuk memisahkan anakannya,
caranya ketika belut anakan akan dipisahlan kolam di isi air secara penuh hingga air luber dan mengalir pada saringan yang dibuat itu, aliran air yang tumpah pada kolam pemijahan ini di tampung pada kolam atau wadah yang lain agar anakan belut yang keluar tidak kabur.
Cara ini ideal dilakukan pada kolam pemijahan secara masal.
  1. Dengan cara di dipanen secara berkala, setiap 2 (Dua) bulan sekali. teknik ini digunakan pada kolam pemijahan masal yang indukannya lebih dari 1 (satu) pasang.
Cara – cara diatas dapat terus di kembangkan dengan penemuan-penemuan yang inovatif lagi agar dapat lebih mudah dan lebih efektif.
Demikian uraian mengenai tekhnik budidaya belut pembesaran dan pemijahan, ini disampaikan. semoga para pembaca yang ingin memulai ternak belut dapat memahami secara dalam dan dapat memulainya dengan budidaya pemijahan dalam bisnis ini.
Salam sukses selalu Indonesiaku ayo maju dan berkembang bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar